Minggu, 20 November 2011

Penantian Dengan Iman ..

Ketika usia kita masih belasan tahun, atau lebih tambah sedikit antara 20 tahunan, kita masih jual mahal dan memilih-milih setiap ada yang datang kepada kita. Bagi yang wanita; ada Ikhwan baik-baik dan karyawan biasa datang meminang, kita tolak dengan halus atau bahkan dgn terang2an kita bilang 'Gak level'. Ada pemuda yang serius mengajukan taaruf tapi dia masih mahasiswa dan pekerja freelance, kita bilang dia belum punya masa depan. Ada seorang yg sudah bekerja sebagai pegawai negeri tetap tapi dia miskin, kita bilang 'status sosialnya gak sama dgn keluargaku'.

Begitupun dengan sang pria; ketika ada akhwat baik-baik datang mengajukan diri utk dipinang, kita bilang 'wanita kok melamar, gak tahu malu..'. Saat ada gadis yang baru lulus SMA tapi sudah berani menikah dan mencari suami, kita bilang 'lanjutin kuliah dulu biar pinter, biar gak ketinggalan jaman...', dan segudang alasan lain yg terasa dibuat-buat.

Kini, sang pria atau si wanita sudah hampir memasuki usia kepala tiga. Peluang cinta yang dulu menyapa kini tak pernah sekalipun hadir lagi. Orang tua sudah mendesak ingin agar kita segera menikah, dan akhirnya kitapun kebingungan. Dengan nada putus asa enak saja mulut ini berucap: " Mana jodoh yg dijanjikan Allah kepadaku? kenapa tak kunjung datang...?".
Nah, kalo sudah begini siapa yang harus disalahkan...???
INGAT..ALlah tidak pernah sedikitpun menzalimi hambaNya.

Ya, sebenarnya faktor yang paling utama mengapa keinginanmu belum dikabulkan, padahal usia sudah waktunya, tujuan sudah mulia, bahkan mungkin kemampuan financial sudah ada. Hanya satu faktor penyebabnya. Yaitu perbedaan persepsi antara Kita dan Allah. Kita seringkali menganggap bahwasanya apa-apa yang sesuai dengan keinginan kita itulah yang terbaik bagi kita, padahal tidak selamanya loh, "
" Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak Mengetahui.(baca QS. Al-Baqarah : 216).

Coba kita tengok sedikit ke belakang. Dulu kita begitu jual mahal menolak setiap cinta yg datang, mentang2 kita masih cantik, masih muda dan seorang mahasiswi pula, dengan tanpa berpikir lagi terang2an menolak tanpa tahu apakah dia memang benar2 jodoh kita atau bukan. Tidak mau sedikitpun membuka mata dan telinga tentang niat baik seseorang yg hendak menggenapkan dien mereka karena Allah daripada bermaksiat dengan melakukan pacaran. Mana yg lebih mulia ukhti, seorang pria yang mengajakmu menikah atau yg mengajakmu berpacaran..?? Hal ini sering luput dari perhatian kita..!!!

Sekarang, yang terjadi adalah kita begitu berharap ada seseorang yg datang kepada kita dengan menurunkan kriteria yg dulu kita patok sebagai harga mati. Kalau dulu kita mengharap calon yg kaya dan ganteng, sekarang tidak perlu kaya dan ganteng yang penting dia serius dan bertanggung jawab. Dan standart kriteria laen yg sengaja kita turunkan agar cepat mendapatkan jodoh. Hmmm....pantaskah kita berbuat demikian???

Yaa akhi wa ukhti sudaraku fillah..
Diluar sana, ketahuilah BUKAN hanya dirimu yg mengalami hal ini. Dibelahan bumi yg sama kita huni ini, ada banyak ribuan bahkan jutaan gadis yang mengalami masa yg sama seperti dirimu. Putus ada dan gamang dengan pertanyaan dalam hidup ini 'kapan giliranku', tanpa ada pasangan jiwa yg bener2 akan datang menemui kita. Tapi haruskah engkau sebagai seorang muslimah yg paham agama mesti putus asa dari rahmat Allah? Setelah sujud terakhir shalat malam yang panjang, tunduk. Ada tetesan tak berbunyi bergulir di atas pipi. Kesunyian itu tiba-tiba datang lagi tanpa meminta izin lebih dahulu.

Dan sahabatku.., bila kau salah satu dari perempuan bersimpuh itu, sabarlah. Benar, tidak mudah. Tapi tidak ada yang salah dengan janji Nya. Janji Nya adalah keniscayaan terindah, walau itu harus kau tebus denagn kesabaran yang berdarah-darah.
Jangan lelah muliakan dirimu. Bukan untuk dia. Juga bukan untuk dirimu sendiri. Tapi semata hanya untuk Rabb-Mu. Sungguh, itu bagian dari tarbiyah dengan cara yang berbeda. Dan Mahabenar Allah, lelaki mulia itu akan datang atas nama kemuliaan pernikahan.

Ukhti, kalian adalah tulang rusuk yang hilang. Jika kalian dalam penantian, maka jadikan penantian itu jalan menuju keberkahan, yaitu PENANTIAN DENGAN IMAN. Menanti bukan berarti berdiam diri, atau menunggu tanpa arti. Kalian adalah bidadari yang dicari. Sebelum pemilik tulang rusuk datang menjemput, isilah masa penantianmu dengan taqwa, sabar, do’a dan tawakkal. Meski kau boleh mengajukan proposal lebih dulu, tapi saya yakin, al-Haya’ yang menjadi perisai bagimu akan membuatmu urung untuk mengungkap perasaan. Cinta yang tak mampu kau ungkap. cinta yang hanya kau dekap dalam bungkam. Karena mungkin kau tak seberani Khadijah…

Tidak perlu gelisah yaa ukhti. Gunakan masa penantian ini sebagai motivasi untuk terus memperbaiki diri lahir batin, berusaha terus utk menjadi pribadi yg sholeh dan sholehah agar dirimu pun makin cantik luar dalam, sehingga engkau akan menjadi sosok muslim dan muslimah yg tangguh, kuat, tertarbiyah, dan pribadimu pun akan makin dewasa dan bermutu.
Jadikan masa penantian ini sebagai bentuk ujian kesabaran dari Allah, sampai dimana kita memaknai kesabaran kita tersebut. Karena janjiNya kepadamu sangat indah : "...Dan hanya orang2 yang bersabarlah yg dicukupkan pahala mereka tanpa batas " ( QS.Az-Zumar, 10 ).

Sehingga ketika Allah benar2 telah menganggapmu sudah mampu, sudah siap lahir batin untuk menggenapkan dien ini, maka Putera Langit dan Bidadari itupun akan dikirimkam kepadamu tanpa diminta. Dan engkaupun akan menyambutnya dengan tersenyum dan air mata bahagia sambil berbisik, " Subhanallah..ternyata jodohku yg dijanjikan Allah keren sekali" !

Hmmm..mulai sekarang benahi dirimu. Tata dan perbarui lagi hatimu. Ubahlah cara pandangmu kepada Allah dan tetap berprasangka baik kepadaNya. Sambut masa depanmu dengan optimis, penuh percaya diri dan semangat tinggi.
Hamasah saudaraku akhi wa ukhti..

Barakallahufikum..semoga bermanfaat
Wassalamualaikum


1 komentar: