ketika hujan tak lagi membasahi palung bumi,
sanggupkah engkau hidup dalam kemarau yang abadi,
tanah yang miris teriris oleh panasnya matahari
menjadi debu dan terbang dalam angin kemarau yang sendu
bisakah jasadmu memakan humus-humus kerontang yang tak dapat lagi dicerna oleh batang tubuh yang kurus
lagi dan lagi
satu per satu
kau pun akan menjadi waktu yang siap diputar untuk ditinggalkan
karena tak mungkin kau panggil penghujan
dia telah tumbuh menjadi badai, berhembus dalam liarnya kehidupan
jika aku tiada kelak
membawa bayang-bayangku menembus 6 lapisan langit
rindukah engkau dengan segala rasa yang telah aku hidupkan dalam hujan yang menghilang
adakah membekas dihatimu, sahabat.
tak sadarkah, kemarau telah melenyapkanku
karena ketiadaan kesejukan
aku nestapa dan musnah diterpa kebodohanku sendiri
sahabat, kasih ini begitu begitu sulit didapat, disinggahi ruang-ruangnya
walau aku telah melewati kemarau
sanggupkah engkau hidup dalam kemarau yang abadi,
tanah yang miris teriris oleh panasnya matahari
menjadi debu dan terbang dalam angin kemarau yang sendu
bisakah jasadmu memakan humus-humus kerontang yang tak dapat lagi dicerna oleh batang tubuh yang kurus
lagi dan lagi
satu per satu
kau pun akan menjadi waktu yang siap diputar untuk ditinggalkan
karena tak mungkin kau panggil penghujan
dia telah tumbuh menjadi badai, berhembus dalam liarnya kehidupan
jika aku tiada kelak
membawa bayang-bayangku menembus 6 lapisan langit
rindukah engkau dengan segala rasa yang telah aku hidupkan dalam hujan yang menghilang
adakah membekas dihatimu, sahabat.
tak sadarkah, kemarau telah melenyapkanku
karena ketiadaan kesejukan
aku nestapa dan musnah diterpa kebodohanku sendiri
sahabat, kasih ini begitu begitu sulit didapat, disinggahi ruang-ruangnya
walau aku telah melewati kemarau
Tidak ada komentar:
Posting Komentar