Jumat, 26 Agustus 2011

Untuk Sahabatku ..

Aku berjumpa denganya, Sahabat yang bijaksana Merangkai kata bak mutiara, Hingga aku mengenalnya dan Mencoba menulis suara.


Kadang, kita tak menyadari. Bahwa kita punya harta berharga. Kita punya ukhuwah yang istimewa dan berbeda. Ukhuwah yang menjadikan jiwa-jiwa yang saling berjauhan terasa dekat di hati. Ukhuwah yang menggoreskan seulas senyum dikala hati kadang sedang gundah, dan ukhuwah yang membuat kita teringat akan sahabat dalam tiap doa kita walau mungkin tak pernah jumpa. Indahnya ukhuwah, membuat kita selau mengingat saudara kita yang menderita di belahan dunia lain di sana.


Dan engkau ukhti, seperti para sahabatku, Guardian Angel-ku , ukhti-pun menduduki tahta istimewa dalam hati. Ukhti yang mengajarkan padaku, apa itu indahnya PERJUANGAN. Ukhti yang membuat saya tersenyum dan mencoba untuk tetap tegar. Ukhti masuk dalam hatiku dengan lembut dan perlahan, kemudian berkata,"Yaa ukhti, adakah saya boleh tinggal..?"


Tentu boleh ukhti, tentu ! Andai ukhti tahu, bahwasanya ukhti adalah guru bagi saya. Ukhti dikirim oleh Allah Azza wa Jalla untuk menegur saya dengan lembut, mengingatkan saya dengan penuh kasih sayang. Ukhti menguatkan langkah saya untuk tetap istiqomah di jalanNya.


Saya merasa kaya, dengan adanya banyak SAHABAT dalam kehidupan saya. Saya merasa senang karena dunia saya bak pelangi yang indah. Indah karena perbedaan dalam hati yang satu...

Karena jodoh kita masih ghaib, maka...tetaplah menjaga beningnya hati dan kesucian jasadmu. Ku harap Allah akan memegangmu erat, dan malaikat-malaikat menjagamu ketat, tak hanya membuatmu baik-baik saja tapi supaya kau mendapatkan yang TERBAIK dalam hidup.


Percayalah.., ATURAN dari AR-RAHIM ITU AKAN MEMBUAHKAN SUATU HAL YANG INDAH PADA WAKTUNYA....


Bahwa mungkin perlu bagi kita untuk merahasiakan nama orang yang kita cintai ketika kita tertarik padanya. Menjaga dalam keikhlasan hati, menjaga dalam kesucian khayalan, menjaga dalam ungkapan lisan, dan menjaga dalam ekspresi diri. Seperti fathimah dan 'Ali, saling mencintai dalam kerahasiaan yang paling rapat, kepasrahan paling kuat, dan ikhtiar paling suci yang menemukan jalannya...dengan karunia Allah! Jika kita berhusnuzhan padaNya...karena cinta harus dijaga kesehatannya dari setiap penyakit yang mencoba menungganginya. Penyakit yang datang dari syaithan, syahwat maupun syuhbat.


Dua remaja di singsingan fajar risalah, Fathimah Az Zahra dan Sayidina Ali mencontohkan bagaimana cinta hidup dengan sehat, tanpa penyakit yang menggangu kekhusu'an. Ia menjadi RAHASIA HATI, simpati, ketertarikan, kontrol diri, doa, dan harapan. Saking rahasianya, sampai syaithan pun tidak tahu. Subhanallah..Allahu Akbar..!

Masih ingatkan kisah tentang mereka???


Suatu hari, Fathimah berkata dengan lembut pada 'Ali, suaminya. "Tahukah engkau, sebelum menikah denganmu, ada seorang laki-laki yang aku sukai." maka berubahlah raut wajah 'Ali. Dia kemudian balik bertanya,"Apa kau menyesal menikah denganku?" demi mendengar itu, Fathimah tersenyum kemudian menjawab,"Tidak! karena laki-laki itu adalah engkau."

So sweet kan?


Begitupun, saat Muhammad bin 'Abdullah ditanya, maukah ia menikah dengan Khadijah, ia berkata segera,"Bagaimana caranya?". Perhatikanlah intonasi penuh antusiasme ini. Cinta telah tumbuh dan bersemi padanya. Persis seperti siratan makna sabdanya bertahun-tahun kemudian:"Tiada terlihat, bagi dua orang yang saling mencintai...yang seperti pernikahan."(HR. ibnu Majah).

Saat kemampuan menikah belum di tangan, biarlah cinta berekspresi menjadi kesholehan, perbaikan diri dari hari demi hari. Karena janji Ilahi telah terukir di pelataran wahyu: Kesholehan menjumpai kesholehan dan kebusukan menjumpai kebusukan.


Bagiamana dengan saling mencintai dengan berkomitmen tidak pacaran? Tetap saja ada yang tumbuh tidak sehat, tetapi paling tidak hal itu bisa diminimalkan sedikit mungkin. Apalagi jika tetap berada dalam satu lingkungan yang keterjangkauan komunikasinya tinggi. Kecuali beberapa yang sangat sedikit jumlahnya. Jebakan-jebakan syaithan terlalu rumit untuk kita pahami terlebih dahulu hingga kita punya solusi dan prevensi ( pencegahan ).


Sejak zaman Adam dan Hawa, hanya kata taqwa, termasuk taqwa dalam interaksi, yang bisa meredakan makar syaithan.

"Dan hendaklah mereka menjaga kesucian dirinya, orang-orang yang belum mampu menikah, hingga Allah mengayakan mereka dengan karuniaNya..."(An Nur 33).



Karena Jodoh Cinta Itu Masih Gaib..., Maka tak perlu engkau resah dan gundah saudaraku. Karena jodohmu pasti akan datang..Yakinlah. Tulang rusukmu tidak akan tertukar dan jodoh itu tidak pernah kehabisan stok. Dunia ini digelar begini lebar dari ujung barat hingga ujung timur. Satu saat pasti akan kau temui. Yang perlu kau lakukan saat ini adalah penuhilah waktumu yg tersisa ini untuk terus memperbaiki diri, menjaga kesucian jasad lahir dan batin, serta bertaaruf kepadaNya. Ingat..jodohmu berbanding lurus dengan kualitas dirimu !


Bahkan, tak perlu pula engkau berkata,"Dinda, tunggu aku 3 tahun lagi..!"

Apalah perlunya menjanji yang tak pasti. Tak diminta pun, bidadari pasti menanti. Dan, lelaki langit akan datang dengan cahaya ..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar